Pelaku pemukulan Foto: Marchelino Tekege |
Semarang, MAJALAHSELANGKAH -- Seorang mahasiswa asal Papua di
Semarang membuat keributan yang berujung pemukulan terhadap salah satu penghuni
asrama Deiyai dan merusak pot bunga milik warga setempat, Kamis, (14/3/13) lalu.
Keributan dilakukan setelah oknum mengkonsumsi miruman keras (Miras).
Akibatnya, penghuni asrama, Ferry
Edoway dikabarakan mengalami luka dan berdarah. Selanjutnya, Ferry sempat
dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Kepada majalahselangkah.com, Koodinator Forum Komunikasi Mahasiswa Deuyai, Wilayah
Semarang, Marselino Tekege, melalui telepon selulernya menjelaskan, pihaknya menelpon kepolisian setempat
dan sempat menaham. Tetapi, ia dibebaskan setelah beberapa menit ditahan di
kepolisian setempat.
"Padahal kami mau supaya pihak kepolisian bertindak dan menahan di
penjara beberapa hari atau minggu untuk membayar kesalahannya itu.
Mengapa? Karena kita datang ke sini bukan untuk hidup berfoya-foya dan
mabuk-mabukan tapi kita datang ke sini untuk belajar,"kata Marsel.
Hal ini dibenarkan Ketua Kontrakan Deiyai, Ayub Edoway. Kata dia, kejadian itu terjadi pagi hari. Oknum dalam
keadaan mabuk melontarkan kata-kata yang tidak senang didengar oleh Ferry
Edoway. Selanjutnya terjadi adu mulut dan berujung oknum langsung memukul Ferry
Edoway hingga luka di wajah.
"Kita sedang membangun hubungan yang baik dengan warga sekitar
untuk nama baik mahasiswa Papua di sini. Namun, oknum ini melegitimasi anggapan
bahwa mahasiswa Papua itu pemabuk. Padahal tidak semua mahasiswa Papua begitu,"ujur
Tekege.
Lanjutnya, mendapatkan kontrakan bagi mahasiswa Papua sekarang ini
sangat susah. Hal ini disebabkan karena mahasiswa Papua selalu dianggap tukang mabuk.
Sebenarnya itu keliru, tidak semua orang Papua itu pemabuk.
Sementara itu, Ketua RT setempat mengatakan, anak-anak yang yang
tinggal di kontrakan Deiyai, semuanya baik dan ikut kegiatan RT seperti
kebersihan lingkungan dll. Kata dia, yang membuat kekacauan di kontrakan adalah
teman-teman Papua yang tempat tinggalnya di luar asrama.
"Kalau terjadi seperti begini, sangat disayangkan karena
mengorbankan teman-teman yang benar-benar mau kuliah dan tinggal tempat yang
aman,"tutur ketua RT setempat. (Mettu Badii /MS)
0 komentar:
Posting Komentar