Jumat, 19 April 2013

Tigi Barat, Distrik yang Mesti Dicontoh di Papua

Frans Bobii, Kepala Distrik Tigi Barat. Foto:Humas Tibar.
Deiyai,MAJALAH  SELANGKAH -- Distrik Tigi Barat, Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua bisa jadi salah satu contoh bagaimana masyarakat Papua itu perlu dirangsang untuk maju dengan berbagai kegiatan. Di sana, tidak hanya aktivitas pemerintahan saja yang berjalan baik tetapi juga terus  memaknai momen-momen Hari Besar Nasional dan Keagamaan secara kontinyu dengan aneka kegiatan.
Pada tahun ini misalnya, selain Jalan Salib Keliling Danau Tigi, telah terbentuk panitia peringatan Hari Pendidikan Nasional yang akan menggelar aneka kegiatan. Pada beberapa waktu silam misalnya, distrik ini menggelar lomba bahasa Inggris bagi pelajar, kegiatan kepemudaan, ibadat oikumene yang melibatkan beberapa denominasi gereja, dan aktivitas kepemudaan lainnya.
Tidak hanya itu, distrik ini juga membangun  jaringan internet di kantor distrik yang dapat diakses oleh pelajar dan warga.
Dalam catatan, majalahselangkah.com, aktivitas di distrik ini bisa melebihi distrik bahkan kabupaten di kota yang didukung oleh fasilitas dan sumber daya manusia. Tidak salah, jika apresiasi harus disampaikan kepada Kepala Distrik Tigi Barat, Frans Bobii.
Sejak Frans Bobii, mantan wartawan ini menjadi Kepala Distrik aktivitas di distrik ini begitu hidup. Media massa lokal dan nasional terus soroti aktivitas didistrik ini. Pada tahun 2007, misalnya, rombongan wartawan Trans 7,  Dewa Laila, dan kameramen Firdaus didampingi datang ke Tigi Barat untuk melibat lomba Bahasa Inggris anak-anak di sana.
Belum lama ini, Frans mengatakan, pembangunan fisik itu penting tetapi lebih penting pembangunan manusianya. "Kita bangun fasilitas fisik itu penting dan hasilnya bisa langsung dilihat. Tetapi, bagi saya persoalan kita di Papua, khususnya pedalaman saat ini adalah pembangunan manusianya,"katanya.
Maka itu, kata dia, saya terus memaknai hari-hari besar dengan kegiatan-kegiatan yang membangun manusianya ketimbang kegiatan yang hanya senang-senang tanpa ada artinya.
Pada tahun ini (2013), kepada majalahselangkah.com, Kamis, (28/3/13) melalui telepon selulernya dari Tigi Barat, Frans mengatakan, ia baru saja membentuk panitia untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional bertempat di ruang kelas SMP N 1, Tigi Barat.
Kata dia, dalam pembentukan panitia ini, ia melibatkan   para kepala sekolah baik SD, SMP,SMA/K sewilayah Tigi Barat. "Saya mencoba membangun kebiasaan berdemokrasi pada momen-momen kecil ini. Tadi, pada pemilihan, terlebih dahulu tiga orang diusulkan menjadi kandidat panitia. Lalu, dilakukan pemilihan.  Beatus Ukago  mengungguli calon lain, Adolfus Ukago dan  Yohanes Ukago,"kata dia.
Kata dia, setelah panitia terbentuk, ditentukan beberapa kegiatan antara lain Lomba Majalah Dinding, Cerdas Tangkas,  Penulisan dan Pembacaan Puisi, dan  Paduan Suara antarsekolah. Sementara di tingkat dewasa, diadakan Tarik Tambang dan kegiatan lain untuk 12 Kampung yang berada di Distrik Tigi Barat. Direncanakan semua kegiatan akan digelar  pada tanggal 8 April bulan depan.     
Frans mengajak semua pihak untuk mendukung upaya-upaya pembangunan yang dilakukan di distriknya sesuai dengan moto pembangunan distrik, Membangun Bersama Rakyat Berlandaskan Agama, Adat, Alam dan Pemerintah.
"Saya ingin menjadi dinamisator, mediator dan fasilitator dengan terus melibatkan semua pihak untuk membangun distrik ini, lebih khusus membangun keluarga dan diri masing-masing. Masyarakat kita di Papua itu tidak akan berkembang kalau pemerintah, agama, dan ada tidak merangsang mereka dengan aneka kegiatan untuk mereka berkembang,"katanya.
Diketahui, seperti dilangsir  tabloidjubi.com, edisi  19 September 2011, Fransiskus Bobii, dilantik menjadi kepala Distrik Tigi Barat sejak 09 September 2009, oleh Penjabat  Bupati Deiyai Drs. Blasius Pakage, setelah Paniai memekarkan dua Kabupaten yakni Kabupaten Deiyai dan Kabupaten Intan Jaya. ( Jekson Ikomou/MS)

Editor : Yermias Degei

0 komentar:

Posting Komentar